Jumat, 03 Januari 2014

BRI launched its first E-Banking Hybrid Lounge in Indonesia




SENATORINDONESIA.COM, Jakarta – Committed in providing premium services to both its existing customer and Indonesian people in general, BRI launched the first E-Banking Hybrid Lounge, which is considered as the first one in Indonesia on Friday, December 20th 2013 in Pacific Place Mall, Jakarta. The inauguration was attended by BRI’s Director of Consumer, Toni Soetirto, invited guests and its customers.

BRI E-Banking Hybrid Lounge is the latest breakthrough established by BRI in the form of lounge which fully equipped with self service banking facilities, such as Hybrid machine, and e-channel services namely ATM, CDM, EDC as well as internet banking.

Hybrid machine itself is the machine that provides easiness for customers in opening saving accounts, which combines the latest technology of ATM, CDM, Kiosk and electronic form. This hybrid machine can accelerate the urban saving accounts (Britama) opening process in just 4 minutes by simply using the e-KTP (electronic identity card) as a source of information on customer data which has been connected and integrated to national demographic data base owned by the Ministry of Internal Affairs. Thus, BRI has become the first bank in Indonesia which implements e-KTP as a customer data resource with the cooperation with Ministry of Internal Affairs.

In addition, BRI E-Banking Hybrid Lounge will also be equipped with the other services such as demand deposit and time deposit opening process, credit cards application and priority banking services.




Kamis, 02 Januari 2014

Ketua DPD RI Sesalkan Pertamina Naikkan Elpiji




Irman Gusman: Pemerintah Tidak Bisa Lepas Tangan

SENATORINDONESIA, JAKARTA-Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Irman Gusman menyesalkan keputusan PT Pertamina yang menaikkan harga gas elpiji tabung 12 kg secara mendadak dengan kenaikan mencapai 65 persen. Selain memberatkan masyarakat, kebijakan ini juga mempunyai dampak luas terhadap inflasi karena mempunyai implikasi yang luas termasuk kepada industri makanan dan restoran.

Irman Gusman juga mengatakan kebijakan Pertamina untuk menaikkan harga elpiji non-subsidi kemasan 12 kg diawal tahun 2014 telah merusak momentum perayaan Tahun Baru. ""Kenaikan harga elpiji adalah kado terburuk dari Pertamina untuk rakyat Indonesia, momentumnya sekarang adalah perayaan tahun baru yang seharusnya penuh dengan kabar gembira bukan kabar kenaikan harga", ujar Irman Gusman di Jakarta, Kamis (02/01/2014).

Kenaikan harga elpiji ini,  lanjut Irman Gusman, dipastikan akan diikuti kenaikan sejumlah kebutuhan masyarakat akan ikut-ikutan naik harga.
"Saya yakin ibu-ibu rumah tangga akan teriak dengan kenaikan ini, bahkan pengelola rumah makan juga akan keberatan dengan kenaikan harga elpiji ini," ungkap Irman Gusman.

Kebijakan ini, kata Irman Gusman, menunjukkan PT Pertamina sebagai BUMN tidak memiliki manajemen tata niaga yang baik. Untuk itu, sebaiknya Pemerintah meminta Pertamina untuk menunda kenaikan harga elpiji, hingga masyarakat siap dengan kenaikan harga tersebut.

Ditegaskan Irman, pemerintah tidak bisa lepas tangan terhadap kebijakan PT Pertamina ini. Dia mengakui, PT Pertamina adalah sebuah korporasi, namun sebagai BUMN diberi hak monopoli untuk kepentingan masyarakat banyak dan bukan hanya untuk mencari untung.

Irman mendesak pemerintah segera turun tangan, karena keberadaan Pertamina sebagai BUMN yang monopoli penguasaan negara di bidang minyak dan gas adalah untuk menjalankan amanat konstitusi khususnya pasal 33 UUD 1945 yang menegaskan bahwa cabang-cabang produksi yang penting dan menyangkut hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.