Senin, 18 November 2013

Ketua DPD Mengharapkan Sesjen DPD yang Baru Mengerahkan Keahlian dan Pengalaman

Bentangkan/Ciutkan
SENATORINDONESIA - Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Irman Gusman mengharapkan Sekretaris Jenderal (Sesjen) DPD yang baru, Sudarsono Hardjosoekarto, mengerahkan keahlian dan pengalamannya sebagai birokrat dan akademisi untuk membantu mewujudkan DPD sebagai lembaga perwakilan daerah yang kuat serta efektif dan efisien. Keahlian dan pengalaman, berikut dukungan keilmuannya, bersinggungan dengan fungsi, tugas, dan wewenang DPD, serta penguatan peran DPD dalam tata negara dan tata pemerintahan.
“Saya meminta Sekretaris Jenderal DPD yang baru untuk membantu mewujudkan DPD sebagai lembaga perwakilan daerah yang kuat serta efektif dan efisien dalam memperjuangkan aspirasi masyarakat dan daerah,” ujar Ketua DPD dalam sambutannya seusai melantik Sudarsono sebagai Sesjen DPD di Ruangan Pustakaloka Gedung Nusantara IV, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (18/11). “Amanah mulia ini sangat penting, dan merupakan amanah negara yang menuntut tanggung jawab yang tinggi.”
Sebagai lembaga perwakilan daerah, dukungan keahlian dan pengalaman ini juga dilandasi oleh pemahamannya terhadap aspek kedaerahan sebagai mozaik Nusantara yang kaya dan aneka. “Saya yakin, bahwa pengalaman Saudara sebagai birokrat, yang sudah lama berkecimpung dalam dunia birokrasi, dikombinasikan dengan pengalaman sebagai akademisi, dapat memberikan kontribusi yang tinggi kepada kinerja sekretariat jenderal, dalam mendukung fungsi, tugas, dan wewenang DPD,” sambungnya, seraya menekankan seluruh rangkaian pengusulan, penetapan, serta pelantikan merupakan satu kesatuan.
Irman mengharapkan keberhasilan penyelenggaraan dukungan administratif dan keahlian Sekretariat Jenderal DPD. “Sebagai salah satu lembaga negara, apapun peran DPD dalam setiap penyelenggaraan fungsi, tugas, dan wewenangnya, akan dicatat sebagai bagian sejarah bangsa Indonesia. Keberhasilan DPD dalam melakukan perannya juga akan ditentukan oleh keberhasilan Sekretariat Jenderal DPD yang menyelenggarakan dukungan administratif dan keahlian.”
Sudarsono Hardjosoekarto kelahiran Sragen, tanggal 25 November 1957. Dia meraih gelar doktor (Dr) di Universitas Tokyo; master (MA) juga di Universitas Tokyo, serta sarjana (insinyur) di Institut Pertanian Bogor (IPB). Konsentrasinya di bidang political economy, organizational economic, sosiologi ekonomi, dan public policy (policy analysis). Dia adalah staf pengajar atau guru besar (profesor) Departemen Sosiologi FISIP UI sekaligus Ketua Departemen Sosiologi FISIP UI.
Istrinya bernama Evy Adiningrum. Mereka dikaruniai tiga orang anak, yakni Hiroanto Allifriadi, lulusan master University of Leeds dan asisten dosen Universitas Gadjah Mada (UGM); Harubimo Equin, lulusan master Monash University dan peneliti Komite Ekonomi Nasional (KEN); serta Nori Hesviandani, mahasiswi Universitas Indonesia (UI).
Sudarsono meraih gelar doktor (Dr) di Universitas Tokyo; master (MA) juga di Universitas Tokyo, serta sarjana (insinyur) di Institut Pertanian Bogor (IPB). Konsentrasinya di bidang political economy, organizational economic, sosiologi ekonomi, dan public policy (policy analysis). Dia adalah staf pengajar atau guru besar (profesor) Departemen Sosiologi FISIP UI sekaligus Ketua Departemen Sosiologi FISIP UI. Keputusan Presiden memang tidak menyebut gelar guru besar itu karena gelar akademik itu diperoleh Sudarsono di tengah proses pengusulan dan penetapan.
Di jajaran birokrasi, Sudarsono adalah Kepala Pusat Pendidikan dan Latihan (Pusdiklat) Sekolah Staf Pimpinan Administrasi Nasional (Sespanas) Lembaga Administrasi Negara (LAN) (1996-1999), Direktur Jenderal (Dirjen) Pemerintahan Umum dan Daerah Departemen Dalam Negeri (Depdagri) (2000-2001), Dirjen Otonomi Daerah Departemen Dalam Negeri dan Otonomi Daerah (Depdagri Otda) (2001-2002), Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan (Badiklat) Depdagri (2002-2005), Pelaksana Tugas (Plt) Rektor Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Depdagri (2004-2005), pejabat Gubernur Jambi (2005), dan Dirjen Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Depdagri.
Pengerahan keahlian dan pengalaman Sudarsono untuk membantu mewujudkan DPD sebagai lembaga perwakilan daerah yang kuat serta efektif dan efisien itu mempertimbangkan tuntutan perkembangan DPD pasca-putusan Mahkamah Konstitusi (MK) ihwal konstitusionalitas hak dan/atau kewenangan legislasi DPD tanggal 27 Maret 2013. Menindaklanjutinya antara lain melalui perubahan Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2009 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (UU MD3), serta Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (UU P3), juga penyesuaian antara Peraturan Tata Tertib DPD dan Peraturan Tata Tertib DPR.
Irman juga mengharapkan keberhasilan penyelenggaraan support system keparlemenan yang sesuai dengan ciri atau karakter wilayah Indonesia. “Dalam hampir 10 tahun terakhir ini, sudah banyak dilakukan usaha pengembangan sistem pendukung administrasi dan teknis persidangan, penyerapan aspirasi, serta komunikasi politik. Namun masih harus banyak dilakukan upaya pengembangan metode dan peningkatan subtansinya. Demikian juga hubungan medianya.” Maksud dan tujuannya, agar setiap kerja politik yang dilakukan oleh pimpinan DPD dan anggota DPD harus jelas diketahui oleh masyarakat dan daerah, dan bahkan mendapat umpan balik yang terus menerus.
Ihwal kantor DPD di ibukota provinsi, ia meminta Sekretaris Jenderal DPD yang baru untuk memperhatikannya sungguh-sungguh. Kehadiran kantor DPD di ibukota provinsi itu bermanfaat sebagai lokasi menyalurkan aspirasi masyarakat dan daerah sekaligus mengakomodir tuntutan mereka terhadap wakil-wakilnya di DPD. “Tuntutan masyarakat dan daerah terhadap wakil-wakilnya dalam menyalurkan aspirasi mutlak harus diakomodir, mengingat kehadiran para senator di Senayan ini adalah atas pilihan konstituen.” Pengalaman Sudarsono sebagai mantan Dirjen Pemerintahan Umum, Dirjen Otonomi Daerah, Dirjen Kesbangpol, serta pejabat Gubernur Jambi tentu saja dapat ditransformasikan dalam mengelola hubungan antara DPD dan mitra-mitra kerja, baik di pusat maupun di daerah.
Menjelang penyelenggaraan pemilihan umum (pemilu) tahun 2014, tak ketinggalan, Irman mengingingatkan semua pihak agar tetap melaksanakan tugas. “Tahun depan sering disebut tahun politik, saya mengingatkan kita agar tetap melaksanakan tugas. Meskipun masa sidang ini (2013-2014) singkat, ditambah dengan pesta demokrasi yang akan kita jalankan tahun depan, kita harus tetap melaksanakan amanat dan memelihara kepercayaan. Kita masih mendengar berbagai kritik atas kinerja DPD, dan bahkan masyarakat dan daerah menginginkan DPD dapat lebih eksis dalam legislasi, pengawasan, dan anggaran. Tentu saja, hanya dengan kerja keras kita semua, kita dapat memenuhi harapan yang tinggi itu.”


Siaran pers ini dikeluarkan secara resmi oleh
Bidang Pemberitaan dan Media Visual
DPD RI
                           

Kamis, 07 November 2013

JEPANG DAN INDONESIA MENGGELAR PAMERAN AKBAR DALAM MEMPERINGATI 55 TAHUN HUBUNGAN DIPLOMATIK

Indonesia Jepang Expo 2013: Upaya Mewujudkan Masyarakat yang Cerdas dan Inspiratif Melalui Pameran Teknologi Ramah Lingkungan, Pendidikan,  Kebudayaan, Pariwisata  dan Pembangunan Infrastruktur
Press Conference IJE 2013
Dari kiri ke kanan : Mr. Katsunishi (PPIJ), Bpk. Himawan Basuki (Ketua Panitia IJE 2013), Mr. Yanagitani (Nikkan Kogyoo Shimbun), Bapak. Ernst K. Remboen (Radyatama)
SENATORINDONESIA, Jakarta - Hubungan Indonesia-Jepang yang dimulai sejak tahun 1958 telah menjadikan Jepang sebagai negara yang menduduki posisi strategis bagi Indonesia, karena perannya di berbagai bidang. Sebaliknya, Indonesia juga memiliki peran penting untuk menunjang berbagai aspek kehidupan ekonomi Jepang. Indonesia merupakan tujuan investasi dan sumber bahan baku bagi industri Jepang. Sementara Jepang merupakan salah satu pasar tujuan ekspor Indonesia dengan nilai yang cukup signifikan. Saat ini lebih dari 1.200 perusahaan Jepang beroperasi di Indonesia dan menyediakan lebih dari  300.000 lapangan pekerjaan.  Kurang lebih 14.000 orang warga negara Jepang tinggal di Indonesia.
Ditengah perjalanan hubungan diplomatik yang semakin harmonis, salah satu organisasi yang menjadi motor hubungan persahabatan Indonesia-Jepang,  yakni “Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Jepang” (PPIJ), bekerja sama dengan “The Nikkan Kogyoo Shimbun Ltd.”, sebuah grup media terkemuka di Jepang, mengambil inisiatif untuk menggagas acara bertajuk “INDONESIA-JAPAN EXPO (IJE) 2013 - Smart Community in Indonesia”, yang akan digelar di arena Pekan Raya Jakarta – PRJ (Jakarta International Expo) Kemayoran, pada tanggal 19 – 22 Desember  2013. Acara ini akan menjadi puncak dari rangkaian kegiatan peringatan “55 Tahun Hubungan Diplomatik Indonesia dan Jepang”, setelah sebelumnya digelar berbagai kegiatan yang dilakukan baik di Jepang maupun di Indonesia, diantaranya :  Festival Tari Bali di Osaka, Festival Film Indonesia di Jepang, Turnamen Sumo di Jakarta,  The World Police Band Concert di Jakarta, Jak-Japan Matsuri di Jakarta, pemutaran Japan Film Week Festival di Kompas TV, Peluncuran Film TV (FTV) dengan judul Aishiterudi Jakarta, dll.
“Jepang telah berdiri di sisi Indonesia sejak tahun 1958, jauh sebelum negara-negara lain membuka kerja sama bilateral dengan Indonesia.  Hingga sekarang, Jepang selalu ingin menunjukkan komitmennya terhadap Indonesia, tidak sekadar hubungan bisnis belaka (pocket to pocket), namun juga hubungan yang lebih dekat, dari hati ke hati (heart to heart)”,    kata Rachmat Gobel, Ketua Umum PPIJ.
Acara ini mendapat dukungan penuh dari pemerintah, institusi/lembaga, maupun kalangan dunia usaha di kedua negara. Dukungan ini tercermin dari keikutsertaan sekitar 150 perusahaan, institusi/lembaga, pemerintah daerah dan komunitas dalam IJE 2013 nanti. Selain itu, acara yang di-organize oleh Radyatama (PT Kerabat Dyan Utama) ini akan dibuat dengan skala cukup besar, yang terdiri dari berbagai kegiatan mulai dari pameran, seminar dan diskusi hingga pergelaran seni dan budaya serta pertemuan berbagai komunitas.
Terkait kegiatan ini, lebih lanjut Rachmat Gobel, mengatakan : “Expo ini diharapkan menjadi sarana berbagi informasi tentang cara cerdas mengelola sumber daya alam dan sumber daya manusia secara berkelanjutan, baik yang sedang direncanakan maupun yang telah sukses dilaksanakan, baik di Indonesia maupun Jepang”.
Peserta pameran selain dari kalangan perusahaan yang sudah lama beroperasi di Indonesia, juga perusahaan yang belum beraktifitas di Indonesia, tetapi berminat melakukan kerjasama bisnis dengan pihak Indonesia. Bagi para pelaku ekonomi, ilmuwan, pengamat atau pemerhati berbagai kajian strategis, inilah momentum yang tepat untuk melakukan kajian evaluatif  dan perencanaan kerjasama lain,  agar hubungan  kedua negara ini menjadi lebih baik lagi. Berbagai rangkaian seminar dan simposium akan digelar untuk meninjau hubungan kedua negara di bidang diplomatik, ekonomi, budaya, baik hubungan masa lalu, saat ini, maupun masa yang akan datang. Sedikitnya ada lima seminar yang akan digelar dalam IJE 2013 nanti, yakni seminar tentang Monozukuri, Green Investment; Innovation-Productivity, New Energy Development, Smart City, dan Smart Campus.
Tidak kalah menarik, dalam IJE 2013 ini panitia mengusung tema Smart Community Indonesia, yakni sebuah konsep  yang terintegrasi dalam sebuah masyarakat yang dicita-citakan untuk mengelola sumber daya alam dan sumber daya manusia secara berkelanjutan. Pada ajang ini akan diperkenalkan dan disosialisasikan pengembangan energi baru terbarukan, langkah-langkah penghematan energi, penerapan teknologi ramah lingkungan  yang berfokus pada pemanfaatan udara, sinar matahari dan air, serta sumber daya lainnya secara berkelanjutan untuk mendapatkan manfaat optimal bagi kesejahteraan umat.
Untuk membuat perhelatan IJE 2013 menjadi sebuah arena pameran dan hiburan yang sempurna, sehingga memberikan kepuasan maksimal bagi para pengunjung, telah dirancang berbagai kegiatan hiburan dan ekspresi seni budaya yang terintegrasi serta mewakili kehidupan dan gaya hidup masyarakat di kedua negara. Ada beberapa acara hiburan yang dikemas menghibur seperti Harajuku Styling Competition, Cosplay Cabaret, festival band, lomba lukis atau Manga. Ada juga pertunjukan seni Taiko, Angklung, Dakon, teater Kabuki, klinik Origami dan Ikebana, hingga pertunjukan tradisional Indonesia, seperti Reog Ponorogo.
Tentu saja, ajang Indonesia Japan Expo 2013 akan lebih semarak, karena diprediksi ribuan  pengunjung (termasuk masyarakat Jepang yang tinggal di Indonesia)   akan turut ambil bagian  dalam  berbagai acara hiburan seperti festival seni dan kebudayaan yang digelar secara interaktif dengan melibatkan partisipasi langsung para pengunjung. Pengunjung dapat mengikuti dan merasakan beragam seni tradisional, pemainan, dan juga hadiah-hadiah langsung yang menarik di acara yang digelar bersamaan dengan IJE 2013 ini.
Dengan menghadiri pergelaran IJE 2013, diharapkan para pengunjung bisa mendapatkan pengetahuan dan hiburan secara menyeluruh tentang segala aspek yang berkaitan dengan kerjasama Indonesia  dan Jepang selama 55 tahun. Untuk informasi lengkap tentang IJE 2013 dan day-to-day update bisa diakses melalui website : http://www.indonesiajapanexpo.com (***)
Sekilas mengenai PERHIMPUNAN PERSAHABATAN INDONESIA JEPANG  (PPIJ) :
PPIJ didirikan pada  September 1958, dengan nama awal : Lembaga Persahabatan Indonesia-Jepang, yang kemudian pada 1981 berubah menjadi PPIJ. PPIJ merupakan organisasi yang mengedepankan hubungan persahabatan dan saling pengertian antara kedua bangsa. Tujuannya  menjembatani  pertukaran  informasi, pengetahuan dan pengalaman, di bidang : Kebudayaan, Olah Raga, Pendidikan,Tekhnologi, serta Aktivitas Sosial dan Ekonomi.