WIRO SABLENG
Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
Karya: Bastian Tito
Matahari bersinar terik membakar jagat. Pemuda berpakaian sederhana itu melangkah menyusuri jalan berdebu. Di hadapan sebuah pintu gerbang yang dikawal oleh dua orang prajurit bersenjatakan tombak dia berhenti. Sesaat dengan sepasang matanya yang disipitkan diperhatikannya bangunan pintu gerbang yang kokoh itu. Lalu dia berpaling pada salah seorang pengawal yang berdiri di situ.
"Apakah ini gedung kediaman Adipati Kebo Panaran?" bertanya si pemuda.
Pengawal yang ditanya tidak segera menjawab. Dia memandang penuh curiga, meneliti pemuda itu dari kepala sampai ke kaki. Segera dia tahu kalau Si pemuda adalah seorang desa yang baru saja turun ke kota.
Dengan sikap meremehkan pengawal itu menjawab.
"Betul. Kau ada keperluan apa orang desa?!"
"Aku ingin bertemu Adipati," jawab si pemuda.
"Ingin bertemu dengan Adipati Kebo Panaran? Heh...." Pengawal yang satu ini berpaling pada kawannya. Lalu tertawa bergelak. "Sobat," katanya pada kawannya. "Kau dengar ucapan pemuda ini?"
Prajurit yang satu ikut-ikutan tertawa dan berkata. "Sebelum kami muak melihatmu, sebaiknya lekas pergi dari sini!"
"Tapi... aku ingin bertemu Adipati," sahut Si pemuda pula.
"Heh, memaksa rupanya. Apa maumu sebenarnya?!" prajurit pertama maju selangkah sambil menggenggam tombaknya.
"Mau cari pekerjaan," jawab si pemuda tanpa ragu-ragu.
... baca selengkapnya di Wiro Sableng #20 : Hidung Belang Berkipas Sakti - Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar